Umur Ketiga Belas Megan

Tekst
0
Recenzje
Przeczytaj fragment
Oznacz jako przeczytane
Umur Ketiga Belas Megan
Czcionka:Mniejsze АаWiększe Aa

DAFTAR ISI

 Umur Ketiga Belas MeganOWEN JONESHenny Prianto

 Umur Ketiga Belas MeganDAFTAR ISIUCAPAN TERIMA KASIH1 KEJUTAN DARI IBU2 POHON EK3 HARI BESAR4 PESTA SIANG5 PESTA MALAM6 TEMAN MEGANGLOSARIUM

1 Megan's Thirteenth

Umur Ketiga Belas Megan

Roh Pemandu, Roh Harimau, dan Seorang Ibu yang Menakutkan!

oleh

1 OWEN JONES

Penerjemah:

1 Henny Prianto

Megan’s Thirteenth

Copyright © 2021 Owen Jones Author

All rights reserved.

Diterbitkan oleh:

Megan Publishing Services

http://meganthemisconception.com

Hak Owen Jones yang diidentifikasi sebagai penulis karya ini telah ditegaskan sesuai dengan bab 77 dan 78 dari Desain Hak Cipta dan Undang-Undang Paten 1988. Hak moral penulis telah ditegaskan.

Dalam cerita fiksi ini, karakter dan kejadian, keduanya adalah produk dari imajinasi penulis. Dengan kata lain, keduanya sepenuhnya fiktif. Beberapa tempat mungkin memang ada, tetapi kejadian dalam cerita sepenuhnya fiktif.

Kontak penulis:

http://facebook.com/angunjones

http://twitter.com/owen_author

owen@behind-the-smile.org

http://owencerijones.com

Bergabunglah di buletin kami untuk informasi staf yang

bertugas menangani buku dan tulisan Owen Jones

dengan memasukkan alamat surel di sini:

http://meganthemisconception.com

Novel lain dalam seri yang sama:

Seri megan

Roh Pemandu, Roh Harimau, dan Seorang Ibu yang Menakutkan!

Kesalahpahaman

Umur Ketiga Belas Megan

Megan’s School Trip

Megan’s School Exams

Megan’s Followers

Megan and the Lost Cat

Megan and the Mayoress

Megan Faces Derision

Megan’s Grandparents Visit

Megan’s Father Falls Ill

Megan Goes on Holiday

Megan and the Burglar

Megan and the Cyclist

Megan and the Old Lady

Megan’s Garden

Megan Goes To the Zoo

Megan Goes Hiking

Megan and the W. I. Cookery Competition

Megan Goes Riding

Megan Goes Yachting

Megan at Carnival

Megan at Christmas

1 DEDIKASI

Kisah ini didedikasikan untuk orang tuaku, Colin dan Marion, yang memberikan kehidupan luar biasa padaku dan saudara-saudaraku.

1 DAFTAR ISI


1 Kejutan dari Ibu
2 Pohon Ek
3 Hari Besar
4 Pesta Siang
5 Pesta Malam
6 Teman Megan
Glosarium

1 UCAPAN TERIMA KASIH

Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan istriku dan temanku, David Prosser, untuk desain sampul buku ini.

1 1 KEJUTAN DARI IBU

Ibu Megan, Suzanne, telah menjadi wanita yang berbeda sejak terakhir kali dia mengunci Megan di gudang arang bawah tanah enam bulan lalu. Ibunya tahu bahwa Megan masih bisa memberi tahu ayahnya tentang hal itu kapan saja, tetapi seiring waktu berlalu dari hari yang buruk itu, semakin kecil kemungkinan Megan akan melakukannya. Megan telah membiarkan ibunya lolos dan Megan tahu bahwa ibunya berhutang sesuatu padanya untuk itu. Megan juga kurang lebih berhenti membicarakan tentang kekuatan supranatural dan mata batinnya, setidaknya di depan ibunya.

Dari sudut pandang Megan, akhirnya ibunya bisa menjadi sekutunya lagi, sebagaimana seharusnya, dalam perjanjian antara ibu dan anak yang tak terucapkan. Megan sadar bahwa pada awalnya, ibunya khawatir kalau Megan akan menggunakan kejadian itu untuk memeras ibunya. Megan tahu bahwa itulah yang dipikirkan ibunya sendiri tentang dirinya dan itu menyakitinya. Namun, ketika hal itu tidak terjadi, ibunya mulai bersikap hangat pada putrinya yang masih belia itu.

Perlahan pada awalnya, tetapi dengan kemajuan bertahap dan pasti, semuanya sama.

Baik Megan dan ibunya sangat menyadari ‘Entente Cordiale’ atau kesepakatan tak tertulis ini, tetapi Meganlah yang menjaga kesepakatan itu bukan ibunya. Megan berpikir bahwa dirinya sangat berbakti pada orang tuanya.

Dia membantu ibunya menyiapkan makanan dan merapikan tempat tidur; dia menawarkan untuk membawakan belanjaan; serta ketika Megan melihat ibunya merawat kebun sayur, dia mencoba mencari kesempatan untuk membantu ibunya. Suzanne tidak melakukan apa pun yang istimewa, karena dia menunggu kapak jatuh. Dia tidak punya pemikiran, secara harfiah, untuk melihat bahwa Megan tidak akan pernah mengecewakannya dengan sengaja, sedangkan Megan tahu apa yang dipikirkan ibunya dengan sangat baik, sehingga dia mungkin bisa menuliskan pikirannya secara verbatim.

Namun, pada suatu Sabtu pagi di meja sarapan, seminggu sebelum ulang tahun ketiga belas Megan, Suzanne mengejutkan suaminya dan juga Megan:

“Sabtu depan ulang tahun ketigabelasmu, apa yang ingin kau lakukan di hari itu, Megan? Ulang tahun ketiga belas adalah momen yang sangat istimewa. Kau tidak lagi menjadi gadis kecil kami. Kau akan menjadi remaja. Bukan begitu, Ayah?”

“Ya, sudah dewasa... Tiga belas, lho! Astaga, bukankah waktu berlalu dengan cepat? Bagaimana kalau menggelar pesta di taman? Atau kita bisa mengadakan acara di dalam tenda besar di The Green. Jadi, kau bisa memutar musik sehingga kau dan teman-teman bisa berdansa setelah makan jeli dan puding.”

“Ayah! Kuharap Ayah tidak mempermalukan aku dengan memberi aku dan teman-temanku makanan seperti jeli dan puding... Memangnya kita anak-anak?”

“Apa? Kau sudah terlalu besar untuk semua itu sekarang, Nona Kecil? Yah, kalau ayah sih tidak. Ayah suka. Ayah suka makanan anak-anak. Nyam nyam! Baiklah, terserah padamu. Bagaimana dengan kue ulang tahun? Atau kau terlalu besar untuk itu juga?”

“Oh, aku mau kue ulang tahunkue ulang tahun itu keren. Tapi aku harus memikirkan makanan yang lainnya... Mungkin, pizza dan kari.”

“Pizza dan kari? Ayah belum pernah mendengar itu sebelumnya. Kari dan nasi, pizza dan keju, tentunya, tapi ayah tidak pernah tahu pizza dan kari.”

“Tidak di piring yang sama! Bu, ayah konyol.”

“Dia hanya bercanda denganmu, Sayang, abaikan saja. Kadang-kadang ayah punya sisi konyol seperti itu. Eh, selalu,... apa kau belum pernah menyadarinya? Di dalam hati, ayahmu masih bocah laki-laki, bukan begitu, Bobby Boy? “

Mereka semua tertawa.

Itulah yang telah hilang dari keluarga mereka selama bertahun-tahun, bahkan sebelum pertama kalinya Megan dikunci di gudang bawah tanah dan perjanjian itu nyatanya telah dilanggar.

“Bolehkah aku pergi, jadi aku bisa menelpon teman-temanku?”

“Boleh, ayah juga sudah selesai, tentu kau boleh pergi, eh, dan jangan lupa tanyakan pada temanmu bagaimana kari yang cocok sebagai pugasan di atas pizza?”

“Duh, Ayah!” Megan menghela napas kesal lalu mencium ayah dan ibunya. “Terima kasih banyak untuk pestanya. Ini akan menjadi pesta terbaik seumur hidupku, tunggu dan lihat saja.”

Yang pertama dilihat Megan saat membuka pintu kamar tidurnya adalah Grrr, temannya yang merupakan roh harimau, sedang berbaring telentang di tempat tidurnya. Perlahan Grrr mengangkat kepalanya, menatap temannya, lalu mendengkur keras.

“Ayolah, Puss, minggir, aku punya banyak hal yang harus diurus.” Dia menggeser Grrr, yang berguling ke punggungnya berharap digelitik oleh Megan. Megan melompat ke sisi tempat tidur yang dikosongkan oleh Grrr lalu meraih meja di samping tempat tidur untuk mengambil ponselnya.

“Jane? Ini Megan. Ibu dan ayah baru saja memberitahuku bahwa aku boleh mengadakan pesta ulang tahun ke-13! Keren, kan? Sabtu depan, tanggal 13. Iya, aku akan berumur 13 tahun pada tanggal 13. Kau pasti datang, kan? Kau adalah yang pertama kuundang, tapi aku akan menelpon semua anak di sekolah juga.”

“Ayah menyarankan untuk menyewa tenda roder di The Green. Makanan, disko, lampu-lampu, semuanya ada. Bagaimana menurutmu?”

“Pizza, kari, jeli, es krim, kue, dan kebab?”

 

“Kedengarannya hebat! Aku akan minta ibu memesannya.”

“Bagaimana dengan DJ?”

“Oh, iya, ide bagus sekali! Jack Hammer! Dia keren dan sangat cocok untuk pestamu! OK, aku akan menghubunginya, Jane. Beri tahu semua orang yang kau temui kalau mereka boleh datang juga. Aku akan menelponmu saat jamnya sudah pasti. Daah.”

Dua jam kemudian, Megan telah mengundang semua sahabatnya dan memberi mereka kuasa untuk mengundang orang lain juga. Ketika dia akhirnya meletakkan teleponnya, dia menutup mata dan hanya merasakan kehangatan Grrr dan cahaya mereka yang berbaur, seperti yang biasa Megan lakukan untuk ‘memanggil’, tetapi hanya sejak dia belajar dari Pemandunya, Wacinhinsha, untuk ‘memanggil’ aura mereka.

Saat Megan merasakan auranya berbaur, dia merasakan keutuhan dan kedamaian dari harimau sahabatnya. Harimau itu tidak punya musuh serius kecuali manusia, lagi pula Grrr sudah mati, dia sama sekali tidak takut pada apa pun atau siapa pun di dunia ini maupun di kehidupan lain.

Megan mandi dengan perasaan sangat puas, tetapi dia tahu harus segera selesai karena ada janji untuk pergi berbelanja dengan orang tuanya.

“OK, Grrr, kau ikut dengan kami atau mau tetap di sini?” Kucing besar itu mendengkur, mungkin sedang tertidur – mana mungkin kita tahu, apalagi seekor kucing yang sudah mati - atau harimau sekalipun.

“Well, aku harus pergi sekarang... sampai jumpa nanti.” Tidak ada jawaban meski dia tahu tidak akan ada jawaban, tetapi dia suka berbicara dengan Grrr, sama seperti orang-orang yang suka berbicara dengan hewan peliharaannya yang masih hidup tanpa berharap ada jawaban.

Grrr adalah kucing besar. Kucing tidak bisa berbicara bahasa manusia meski hidup atau pun sudah mati, tetapi kucing masih bisa membuat seseorang merasa gembira atau takut entah dia masih hidup maupun sudah mati. Megan telah belajar bahwa tidak ada yang berubah hanya karena sesuatu atau seseorang mati, raga mereka saja yang telah tiada.

Ayah Megan mengantar mereka ke kompleks perbelanjaan di luar area tempat tinggalnya untuk berbelanja mingguan seperti biasa dan membeli beberapa kebutuhan pokok untuk pesta yang akan datang. Orangtuanya membelikan gaun pesta baru. Megan menikmati waktunya untuk memilih sendiri, tetapi akhirnya dia memilih gaun panjang tanpa lengan yang indah berwarna biru pucat, dengan gaya gadis-gadis Romawi kuno dan Yunani. Dia juga memilih topi jerami yang dia suka untuk dipakai pada sore yang hangat.

Megan suka berbelanja begitu juga ibunya, meski ayahnya tidak terlalu tertarik. Troli mereka segera penuh dengan barang masing-masing saat keluar. Ibunya menyarankan agar Megan mendorongnya ke mobil dan menurunkannya terlebih dahulu. Megan melakukannya dengan enggan karena dia curiga orang tuanya ingin berbelanja lagi untuk ulang tahunnya.

Megan berlama-lama di luar toko melihat barang-barang yang dipajang di jendela karena dia lupa meminta kunci mobil. Dua puluh menit kemudian, dia melihat orang tuanya keluar, sekitar 50 meter jauhnya. Jadi, mulailah dia berjalan menuju mobil.

To koniec darmowego fragmentu. Czy chcesz czytać dalej?